Tokyo, KompasOtomotif - Salah satu kendala utama diterimanya mobil listrik di pasar otomotif global adalah faktor daya jelajah yang terbatas. Kendala ini juga dialami Leaf, mobil listrik massal pertama di dunia yang dijual oleh Nissan.
Leaf sudah berhasil terjual 130.000 unit di dunia sejak diperkenalkan pertama kali dipasarkan sejak 2010. Sukses Leaf bahkan berhasil mendongkrak penjualan grup aliansi Renault-Nissan untuk menjual total 200.000 unit mobil listrik.
Dengan sukses ini di bisnis mobil listrik, tidak ada alasan bargi pabrikan untuk berhenti sekarang. Bahkan, menurut Chief Executive Officer Carlos Ghosn, pabrikan saat ini tengah menyiapkan teknologi baru yang bisa lebih memperbesar penjualannya di pasar.
Dalam wawancara dengan televisi lokal Jepang, Ghosn mengonfirmasi kalau Nissan sudah memiliki teknologi baterai yang bisa memperpanjang jarak tempuh Leaf hingga lebih dari 400 km. Artinya, kemampuan ini hampir dua kali lipat yang ditawarkan Leaf saat ini.
Meski sudah mengonfirmasi, Ghosn masih pelit informasi mengenai teknologi baru baterai tersebut. Tapi, Daily Kanban, media lokal di Amerika Serikat mencoba menggali lebih dalam. Baterai baru bisa "dalam waktu dekat menghapus isu jarak tempuh (yang selama ini menghantui mobil listrik) dari masalah," jelas Jeff Kuhlman, juru bicara Nissan, dilansir Daily Kanban (1/12/2014).
Salah satu insinyur Nissan memastikan kalau mereka tengah menyiapkan Leaf dengan kemampuan daya jelajah lebih panjang, mencapai 250 mil. Model ini akan mencetak sejarah baru karena rata-rata jarak tempuh Leaf sekali pengisian baterai, hanya berkisar 84-125 mil di Eropa.
Baterai baru itu, kabarnya memiliki daya simpan dua kali lipat dari yang ada saat ini, tapi di sisi lain justru bisa mengurangi bobot dan biaya produksi. "Aplikasi komersial tidak lebih lama dari satu siklus model lagi," jelas sumber itu, menandai kalau kemunculan Leaf baru ini dalam waktu dekat.
"Kami terus mengembangkan Riset dan Penelitian karena kami yakin bisa lebih baik dengan baterai listrik dan dalam waktu dekat, isyu jarak tempuh akan hilang dari daftar masalah," beber Kuhlman.
Renault-Nissan tengah mempertaruhkan diri sebagai pabrikan otomotif global yang total mengembangkan teknologi mobil listrik. Selain itu, meski bukan fokus utamanya, Nissan juga dikabarkan lagi mengerjakan proyek fuel cell, bekerja sama dengan Daimler dan Ford.
Daya Jelajah Nissan Leaf Berlipat Ganda
In
//
//
Leave a Comment
0 komentar:
Posting Komentar